Contoh yang saya ambil disini adalah perusahaan Eastman Kodak Corporation. Setelah
Eastman Kodak Corporation tersebut dinyatakan pailit, banyak pihak yang
berusaha mencari tahu penyebab dari kebangkrutan perusahaan tersebut. Menurut
sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, perusahaan yang
merupakan perusahaan pelopor film fotografi tersebut tidak sanggup melawan arus
digital yang semakin berkembang setiap tahunnya. Tidak seperti IBM dan Xerox
Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan kodak membuang proyek-proyek baru
terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada
penilaian Rochester, New York, yang membutakan perusahaan untuk berinovasi pada
teknologi lain. Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang
menangkap gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia
melanjutkan untuk mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie.
Selanjutnya pada 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat
terobosan besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson,
menemukan kamera digital.
"Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan
pengaruh pada perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam
nostalgia," kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak
dari University of Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak
memungkinkan orang untuk bergerak maju." tandasnya.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pekan lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan pekan lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook. Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi.
Dikatakan pula bahwa
dalam
beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan
tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya
terhadap karyawan dan pensiunannya.
Setelah
bertahun-tahun gagal mengikuti era digital, Kodak mengajukan
perlindungan pailit. Pemimpin perusahaan Kodak, Antonio Perez menyebutkan,
dewan direktur dan segenap tim manajemen meyakini bahwa ini merupakan langkah
penting dan tepat dilakukan, demi masa depan Kodak. Ditambahkan
Perez, tujuan mendaftarkan diri bangkrut tersebut diambil untuk memaksimalkan
nilai pemegang saham, termasuk para karyawan, pensiunan, dan kreditor, serta
pengurus dana pensiun.
Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media
sosial jika telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online
untuk menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Sebaliknya, Kodak
berfokus terlalu banyak pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk
jaringan sosial seperti Facebook.
Sumber :
http://www.jatisaripermai.com/2012_01_01_archive.html